Selasa, 23 Agustus 2016

Jenis-Jenis Kamera Video dan Alat Bantu

JENIS-JENIS KAMERA VIDEO




Definisi Kamera Video
Kamera Video adalah perangkat perekam gambar video yang mampu menyimpan gambar digital dari mode gambar analog. Kamera Video termasuk salah satu produk teknologi digital, sehingga disebut pula salah satu perangkat digitizer yang memiliki kemampuan mengambil input data analog berupa frekuensi sinar dan mengubah ke mode digital elektronis.
Video/Film adalah rangkaian banyak Frame gambar yang diputar dengan cepat. Masing-masing Frame merupakan rekaman dari tahapan-tahapan dari suatu gerakan. Semakin cepat perputarannya semakin halus gerakannya, walaupun sebenarnya terdapat jeda antara frame namun kita sebagai manusia tidak bisa menangkap jeda tersebut.


Video Analog adalah Gambar dan Audio direkam dalam bentuk sinyal Magnetik pada pita magnetik.

Video Digital adalah juga serupa dengan Video analog, gambar dan sura digital direkam dalam pita magnetic, tetapi menggunakan sinyal digital berupa kombinasi angka 0 dan 1.



ALAT BANTU KAMERA VIDEO


1. Tripod
Berfungsi untuk menopang kamera, sehingga pada saat pengambilan video kamera tidak goyang,  berdiri dengan tegak dan tegar. Besar dan bahan tripod yang digunakan sebaiknya sesuai dengan berat dari kamera, tripod yang baik dapat diputar dengan halus tanpa menimbulkan hentakan. Tripod kelas atas pada pegangan tripod terdapat pengendali kamera (zoom, record, dll) dan tripod dapat kembali secara halus ke posisi 900.
Posisi kaki cameramen berada senyaman mungkin sewaktu melakukan pengambilan gambar baik pan kanan, dll. 

2. Dolly track
Alat untuk membantu kamera bergerak pada jalur track atau roda yang telah dibuat, tracknya biasanya berupa lingkaran, kiri-kanan, atau maju mundur sesuai kebutuhan. Kameramen berada diatas dolly track. Dolly track digerakan secara motor atau manual. 

3. Jimmy Jib
Berfungsi untuk mengambil gambar yang tidak mungkin kameramen berada diposisi itu. Kameramen mengendalikan kamera pada pegangan Jimmy Jib. Jika menggunakan Jimmy Jib maka cameramen membutuhkan TV High Resolusi untuk melihat video apa yang direkam dan LCD kamera.


Sumber:
http://fatahoers.blogspot.co.id/2013/01/jenis-jenis-kamera-video-definisi.html 
http://www.bupeko.com/alat-bantu-kamera-pada-broadcasting.html



Selasa, 09 Agustus 2016

Teknik Pengambilan Gambar Bergerak

1. Cara Mengoperasikan Kamera Video
     Langkah-langkah pengoperasian kamera video :

  1. Lepas penutup lensa
  2. Pindahkan posisi tombol power dari off ke camera dengan menekan dan tahan tombol kunci, kemudian dorong ke bawah
  3. Buka layar LCD, dengan menekan kunci layar LCD, kemudian dibuka searah tanda panah. Secara otomatis viewfinder akan mati
  4. Tekan tombol start/stop untuk memulai merekam. Tekan tombol start/stop kembali untuk berhenti merekam   

    Mengoperasikan Kamera Video:
    Pada dasarnya pengoperasioan kamera video itu mudah. Apapun mereknya secara prinsip adalah sama. Pada bagian ini nanti akan banyak dibahas tentang bagaimana mengoperasikan kamera video khususnya Handycam dengan Merek Sony type SX44E.

     

    Menghidupkan power
    Untuk menghidupkan camcorder anda saat layar LCD terbuka, tekan POWER.


    Atur area geografis


    Setting tanggal dan waktu



    Menyiapkan media rekaman
    Media perekaman yang dapat digunakan berbeda-beda (Memorry, kaset atau hardisk) tergantung pada camcorder yang kita pakai. Ikon berikut akan ditampilkan di layar camcorder Sony SX44E.



    Memasukkan memory
    Buka penutup, arahkan ujung tumpul kartu memori seperti ditunjukkan dalam ilustrasi, dan masukkan kecelah kartu memori hingga berbunyi klik.


    1. Merekam Gambar
        Langkah-langkah yang dilakukan ketika kita merekam gambar adalah:
        a. Membuka penutup lensa 




      b. Bila tidak memakai tripod, kencangkan tali pegangan



      c. Buka layar camcorder
         Secara otomatis camcorder akan menyala, apabila tidak maka tekan tombol power.



     d. Tekan START/STOP untuk memulai merekam



     Bisa juga menyentuh simbol bulat warna merah pada bagian kiri bawah LCD


    Untuk berhenti merekam tekan kembali START/STOP, atau bisa juga dengan menyentuh symbol bulat warna merah pada bagian kiri bawah LCD.
     
      
    2. Control Dasar Kamera Video
     
     
    Ada enam control dasar pada kamera:

    1. Exposure:
    * Aperture
    * Shutter Speed
    * (ND Filter)
    * (Gain)
    2. Filter Colour
    3. White Balance
    4. Zoom
    5. Focus
    6. Audio Levels

    Aperture, Shutter speed, ND Filter, dan Gain merupakan bagian dari exposure.

    Exposure

    Eksposure secara sederhana dapat saya artikan sebagai pencahayaan kamera. Untuk mendapatkan gambar yang normal, tidak gelap (under exposure) dan tidak sangat terang (over exposure) harus diperhatikan:

    ·Aperture (diafragma)

    Di kamera televisi disebut juga Iris, yaitu sejumlah lembaran metal tipis yang disusun sedemikian rupa sehingga bisa dibuka dan ditutup untuk mengatur banyaknya sinar yang masuk ke lensa kamera. Iris seperti pupil mata kita yang bisa membesar dan mengecil sesuai cahaya yang masuk. Bila Iris dibuka selebar mungkin, lensa mengirim sinar maksimum de dalam kamera, sebaliknya kalau bukaan iris dikurangi lubang diafragma akan menyempit, sehingga sinar yang masuk ke kamera jadi sedikit. Bukaan diafragma diukur dalam satuan f-stop: f/1.4 – f/22. lebih kecil nomor f-stop = bukaan diafragma besar, lebih besar nomor f-stop = bukaan diafragma kecil. Pengaturan iris secara manual dapat dilakukan dengan memutar ring iris di lensa kamera.

    · Shutter Speed

    Biasanya shutter speed standar di kamera televisi 1/50. kecuali anda ingin menggunakan efek shutter atau untuk mensinkronkan dengan objek, baru Shutter Speed di posisi ON untuk selanjutnya bisa kita pilih sesuai tujuan kita.

    · ND Filter

    Filter ND (Neutral Density) berfungsi untuk mengurangi intensitas sinar yang terlalu kuat tanpa mempengaruhi kualitas warna cahaya. Filter ini digunakan bila kondisi cahaya terlalu keras, seperti tengah hari yang terik.

    · Gain

    Kebalikan dari ND filter, Gain berfungsi apabila pengambilan gambar dalam keadaan kurang cahaya, yang apabila dengan keadaan normal dengan bukaan f-stop maksimal (f/1.4) masih under exposure. Dengan Gain kita bisa mengangkat exposure secara digital, konsekuensinya gambar menjadi agak coral (pecah).

    Filter Colour

    Berfungsi untuk mengubah atau mencocokkan cahaya yang masuk ke dalam kamera. Umumnya kamera video memiliki dua buah filter koreksi warna. Untuk shoting di dalam ruangan dengan cahaya lampu tungsten (kemerahan) kita pasang filter 3200ºK dan untuk shoting dengan penerangan cahaya matahari kita gunakan filter 5600ºK.

    Cahaya matahari banyak mengandung warna biru. Kalau kita memasang filter no.2 (5600ºK) untuk matahari, sebenarnya kita memasang filter berwarna oranye untuk mengimbangi warna biru pada matahari. Cahaya lampu bohlam lebih mengandung warna merah, maka kita pasang filter no.1 (3200ºK) yang berwarna kebiru-biruan.

    Sumber cahaya yang lebih tinggi intensitas sinarnya mengandung warna biru, sumber cahaya yang intensitas sinarnya rendah lebih mengandung warna merah. Perbedaan warna cahaya ini tergantung pada suhu dan diukur dengan derajad Kelvin.

    White Balance

    Intensitas cahaya berbeda-beda pada saat yang berbeda dan tempat berbeda dalam sehari. Cahaya matahari di luar (daylight) mempunyai suhu kurang lebih 5600ºK, cahaya bohlam di dalam ruangan mempunyai suhu kurang lebih 3200ºK, cahaya lampu TL mempunyai suhu antara 5000ºK-6000ºK. karena intensitas cahaya sangat berbeda maka filter koreksi warna tidak bisa menghasilkan warna putih yang tepat. Maka dari itu kamera video juga dilengkapi dengan tombol untuk menyetel white balance. Cara termudah untuk white balance adalah dengan mengarahkan kamera terhadap benda putih apa saja yang berada dalam kondisi cahaya yang sama dengan cahaya yang kita pergunakan untuk merekam adegan.

    Cara menyetel white balance:

    * Pertama cocokkan filter koreksi warna dengan kondisi cahaya yang kita pakai shoting.
    * Arahkan kamera terhadap benda putih apa saja
    * Kamera di zoom sampai yang terlihat di viewfinder hanya warna putih
    * Tekan tombol AWB (Auto White Balance)
    * Kamera siap untuk merekam.

    Catatan: kamera harus di white balance lagi apabila keadaan cahaya berubah.

    Bagi para cameraman profesional sering juga melakukan white balance dengan cara manual yaitu dengan mengatur Colour Temperature pada menu di kamera.

    Zoom
    Zooming adalah gerakan lensa zoom mendekati atau menjauhi objek secara optik, dengan mengubah panjang fokal lensa dari sudut pandang sempit (telephoto) ke sudut lebar (wide angle).

    Zoom in : mendekatkan objek dari long shot ke close up

    Zoom out : menjauhkan objek dari close up ke long shot.

    Zooming bisa dilakukan dengan dua cara:

    Manual: dengan memutar ring zoom pada lensa

    Servo : Biasanya tombol zoom servo ada pada handle camera sehingga terjangkau jari pada waktu mengoperasikan kamera

    Focus

    Fokus adalah pengaturan lensa yang tepat untuk jarak tertentu. Gambar dikatakan fokus apabila proyeksi gambar yang dihasilkan oleh lensa jatuh di permukaan tabung atau CCD jelas dan tajam. Sehingga nampak juga di viewfinder dan monitor.

    depth of field atau bidang kedalaman adalah bidang dimana objek-objek di depan dan di belakang objek utama tampak dalam fokus.

    Secara teknis, shot dengan bidang kedalaman yang luas memudahkan cameraman mengikuti gerakan objek. Bidang kedalaman yang sempit mengharuskan kita untuk terus menerus follow focus apabila kamera atau objek bergerak.

    Secara estetis depth of field sangat berperan dalam menciptakan perspektif visual pada keseluruhan adegan (shot).

    3 hal yang menentukan depth of field :

    1. Panjang Fokal Lensa

    Semakin panjang fokal lensa = bidang kedalaman semakin sempit atau kata lainnya fokus semakin tipis.

    2. f-stop/iris

    Lebih besar bukaan iris (lebih kecil f-stop) = bidang kedalaman semakin sempit / fokus semakin tipis. Misal f/16 bidang kedalamannya lebih lebar dari f/2.0

    3. Jarak kamera dengan objek

    Semakin jauh jarak kamera dengan objek = semakin luas bidang kedalaman

    Semakin dekat jarak kemera dengan objek = semakin sempit bidang kedalaman.

    Audio Levels
    Jangan abaikan audio level pada kamera karena selain kualitas gambar, kualitas audio juga tidak kalah pentingnya. Ingat Televisi adalah gabungan antara gambar dan suara. Ada gambar tanpa audio yang bagus akan sangat mengganggu pemirsa bahkan informasi yang akan disampaikan tidak sampai kepada penonton.


    1.       Sikut Menekan Tubuh

    Tangan kiri memegang kamera ,sambil jari-jari memegang grip zoom lensa. Tangan kanan memegang bagian shutter kamera, disini tangan kanan berfungsi untuk mengatur setting kamera. Kedua siku menekan tubuh, posisi ini berfungsi agar kamera tidak banyak goyang,karena ada tumpuan di badan Sobat. Pastikan memegang kamera agar mudah memandu mata pada obyek yang akan di ambil.

    2.       Membuat Tumpuan Lengan Kiri

    Tangan kanan memegang kamera, jari telunjuk tangan kanan disiapkan untuk shutter, sedankan jari lainnya memegang dengan kuat body kamera, posisi tangan kiri horizontal dipakai untuk tumpuan lensa kamera, ini berfungsi agar kamera tidak mudah goyang. Biasanya teknik ini dipakai jika Sobat akan menggunakan speed lambat seperti memotret landscape.

    3.       Tumpuan Kedua Sikut

    Tangan kiri memegang lensa dan jari-jari pada ulir lensa, tangan kanan memegang shutter dan untuk setting kamera. Jika Sobat lihat gambar disebelah kanan,ini slah satu teknik memegang kamera yang kurang benar,dimana tumpuan kamera hanya pada tangan kiri saja,kesalahan ini sering sekali dilakukan bahkan oleh fotografer profesional.

     4.       Memasang Kuda-kuda
    Bukan hanya dalam bela diri saja kita diwajibkan memasang kuda-kuda, namun dalam memotret pun hal ini wajib dilakukan agar bada Sobat lebih stabil dan tidak mudah goyang.

     5.       Gunakan Tumpuan Kaki Saat Memotret Pada Posisi Rendah Atau Jongkok

    Sobat harus ingat, dalam posisi ini kaki Sobat harus menjadi tumpuan tangan agar kamera tidak mudah goyang, dan menghasilkan gambar yang tajam.

     6.       Gunakan Benda Di Sekitar Untuk Menambah Kestabilan

    Jika Sobat sedang memotret Outdoor misalnya, Sobat bisa menggunakan berbagai benda yang ada disekitar Sobat untuk menjadi tumpuan, misalnya ; dinding, mobil, pohon, tiang listrik, dsb.

    7.       Memegang Kamera Pada Posisi Tiarap

    Untuk menambah esensial dan nilai seni ketika memotret, terkadang Sobat memerlukan angel lain seperti melakukan tiarap (angel katak), Sebagai tumpuan ketikan tiarap adalah dengan menggunakan sikut agar kamera lebih stabil, jangan mengandalkan tumpuan badan karena terkadang bada bisa gemetar jika terlalu lama.

    Sumber:
    http://aryofebriantoro.blogspot.co.id/2013/11/cara-mengoperasikan-kamera-video.html
    http://masasmoro.blogspot.co.id/2008/04/belajar-mengoperasikan-kamera-video.html 
    http://hanapuspa.blogspot.co.id/2015/10/teknik-memegang-kamera-video.html  

Minggu, 27 Maret 2016

TATA CAHAYA


·      
1.      PENGERTIAN TATA CAHAYA
Tata cahaya adalah seni pengaturan cahaya dengan mempergunakan peralatan pencahayaan agar kamera mampu melihat obyek dengan jelas, dan menciptakan ilusi sehingga penonton mendapatkan kesan adanya jarak, ruang, waktu dan suasana dari suatu kejadian yang dipertunjukkan dalam suatu pementasan. Seperti halnya mata manusia, kamera video membutuhkan cahaya yang cukup agar bisa berfungsi secara efektif. Dengan pencahayaan penonton akan bisa melihat seperti apa bentuk obyek, di mana dia saling berhubungan dengan obyek lainnya, dengan lingkungannya, dan kapan peristiwa itu terjadi.

2.      PRINSIP DASAR TATA CAHAYA
a)      Key Light
Pencahayaan utama yang diarahkan pada objek. Keylight merupakan sumber pencahayaan paling dominan. Biasanya keylight lebih terang dibandingkan dengan fill light. Dalam desain 3 poin pencahyaan, keylight ditempatkan pada sudut 45 derajat di atas subjek.Fill Light
b)       Fill light
Pencahayaan pengisi, biasanya digunakan untuk menghilangkan bayangan objek yang disebabkan oleh key light. Fill light ditempatkan berseberangan dengan subyek yang mempunyai jarak yang sama dengan keylight. Intensitas pencahyaan fill light biasanya setengah dari key light.
c)       Back Light
Pencahayaan dari arah belakang objek, berfungsi untuk meberikan dimensi agar subjek tidak “menyatu” dengan latar belakang. Pencahyaan ini diletakkan 45 derajat di belakang subyek. Intensitas pencahyaan backlight sangat tergantung dari pencahayaan key light dan fill light, dan tentu saja tergantung pada subyeknya. Misal backlight untuk orang berambut pirang akan sedikit berbeda dengan pencahayaan untuk orang dengan warna rambut hitam.



3.      FUNGSI TATA CAHAYA

Fungsi dasar tata cahaya ada empat, yaitu penerangan, dimensi, pemilihan, dan atmosfir (Mark Carpenter, 1988).

a)      Penerangan. Inilah fungsi paling mendasar dari tata cahaya. Lampu memberi penerangan pada pemain dan setiap objek yang ada di atas panggung. Istilah penerangan dalam tata cahaya panggung bukan hanya sekedar memberi efek terang sehingga bisa dilihat tetapi memberi penerangan bagian tertentu dengan intensitas tertentu. Tidak semua area di atas panggung memiliki tingkat terang yang sama tetapi diatur dengan tujuan dan maksud tertentu sehingga menegaskan pesan yang hendak disampaikan melalui laku aktor di atas pentas.

b)      Dimensi. Dengan tata cahaya kedalaman sebuah objek dapat dicitrakan. Dimensi dapat diciptakan dengan membagi sisi gelap dan terang atas objek yang disinari sehingga membantu perspektif tata panggung. Jika semua objek diterangi dengan intensitas yang sama maka gambar yang akan tertangkap oleh mata penonton menjadi datar. Dengan pengaturan tingkat intensitas serta pemilahan sisi gelap dan terang maka dimensi objek akan muncul.

c)      Pemilihan. Tata cahaya dapat dimanfaatkan untuk menentukan objek dan area yang hendak disinari. Jika dalam film dan televisi sutradara dapat memilih adegan menggunakan kamera maka sutradara panggung melakukannya dengan cahaya. Dalam pementasan tertentu, penonton secara normal dapat melihat seluruh area panggung, untuk memberikan fokus perhatian pada area atau aksi tertentu sutradara memanfaatkan cahaya. Pemilihan ini tidak hanya berpengaruh bagi perhatian penonton tetapi juga bagi para aktor di atas pentas serta keindahan tata panggung yang dihadirkan.

d)   Atmosfir. Yang paling menarik dari fungsi tata cahaya adalah kemampuannya menghadirkan suasana yang mempengaruhi emosi penonton. Kata “atmosfir” digunakan untuk menjelaskan suasana serta emosi yang terkandung dalam peristiwa lakon.Tata cahaya mampu menghadirkan suasana yang dikehendaki oleh lakon. Sejak ditemukannya teknologi pencahayaan panggung, efek lampu dapat diciptakan untuk menirukan cahaya bulan dan matahari pada waktu-waktu tertentu. Misalnya, warna cahaya matahari pagi berbeda dengan siang hari. Sinar mentari pagi membawa kehangatan sedangkan sinar mentari siang hari terasa panas. Inilah gambaran suasana dan emosi yang dapat dimunculkan oleh tata cahaya.


4.      PERALATAN TATA CAHAYA


a)      PAR 64 (Parabolic Aluminized Reflector 64 


 


·         Berisi bohlam PAR 64 dengan kapasitas 1000 Watt
·    Bohlam PAR sendiri terdiri dari 3 (tiga) macam, yaitu CP 60 (very narrow spot), CP 61 (medium/narrow spot), dan CP 62 (flood)
·        Penggunaan macam bohlam PAR ini biasanya ditentukan dari posisi peletakan dan keperluan dari acara tersebut
·         Terbuat dari aluminium
·         Terdiri dari 2 warna, yaitu hitam dan silver
·         Dilengkapi dengan filter frame
·         Biasanya disertakan juga warna dari filter tersebut



b)      Floodhalogen/CYC
 

·         Berisi bohlam halogen dengan kapasitas 1000 Watt
·         Biasanya digunakan untuk menerangi area panggung atau area audience
c)      Fresnel
 

·         Berisi bohlam fresnel dengan kapasitas 1000 Watt atau 2000 Watt
·         Penggunaan lampu jenis ini sebagai lampu netral dan biasanya dipakai untuk keperluan studio TV, yang membutuhkan kejernihan hasil gambar yang dihasilkan oleh kamera video



d)     Effect lights
 


     Salah satu komponen dari peralatan tata cahaya yang akhir-akhir ini sering dipergunakan adalah lampu efek yang terbagi dalam 2 (dua) jenis, yaitu scanner dan moving light. Sama seperti peralatan tata cahaya yang lain, berbagai merek lampu efek dapat kita jumpai di pasaran. Kapasitas bohlam biasanya lebih bervariasi, seperti mulai dari kapasitas 250 Watt, 575 Watt, 1200 Watt, bahkan yang terbaru ada yang berkapasitas 1500Watt dan 2000 Watt.
Peralatan ini dikendalikan secara otomatis melalui komputer atau lighting console

e)      Scanners
 



·          Gerakan vertikal: ± 230°
·         Gerakan horisontal: ± 75°
·         Alat ini mempunyai gerakan yang cepat karena reflektor berupa cermin dan sekaligus memiliki kelemahan yaitu jangkauan area yang terbatas


f)       Moving lights


·         Gerakan vertikal: ± 540°
·         Gerakan horisontal: ± 267°
·       Lampu jenis ini terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu moving light wash dan moving light profile/spot. Perbedaan kedua jenis ini terletak pada gobo
·         Memiliki beberapa fasilitas yang lebih lengkap daripada scanner, misal pada fungsi iris, zoom atau frost.
·       Gerakan alat ini relatif lebih lambat daripada scanner tetapi memiliki jangkauan area yang lebih luas

g)      Smoke machine
 

·        Efek asap yang dipergunakan untuk memperjelas garis-garis sinar yang dipancarkan oleh lampu PAR dan lampu efek
·         Dapat dikendalikan secara otomatis melalui program komputer atau lighting console, atau manual

h)      Follow spot
 

· Alat ini dipergunakan untuk menyorot penampil yang ada dipanggung yang menjadi sorotan utama,
  seperti MC, bintang tamu atau seseorang yang spesial dalam acara tersebut
 · Kapasitas bohlam beragam, mulai dari 575 Watt hingga 5000 Watt. Demikian juga dengan jenis
   bohlam.
· Dikendalikan secara manual.

i)        City Light Color/Wash
 


·          Salah satu peralatan yang cukup sering dipergunakan adalah city light color/wash
·       Dipakai untuk membuat nuansa warna pada suatu area acara. Sering difungsikan sebagai alternatif pengganti lampu PAR.
·         Kapasitas bohlam 2500 Watt
·         Dikendalikan secara otomatis melalui komputer atau lighting console

j)        Mirror ball
 

·         Berupa bulatan bola yang ditempeli dengan ratusan kaca
·         Tidak menghasilkan sinar tetapi bisa merefleksikan sinar
·         Nama keren yang sering diucapkan adalah “bola disko”

k)      Bohlam
 

 
 
Bohlam (bulb, lamp) adalah sumber cahaya. Bagian-bagian dari bohlam terdiri atas envelope, filament, dan base (Gb.204). Envelope adalah cangkang yang terbuat dari gelas kaca atau kwarsa untuk melindungi komponen dari udara dan mencegahnya dari kebakaran.




Gb.204 Bohlam


Filament merupakan komponen yang mengubah panas listrik menjadi cahaya. Ukuran dan bentuknya bermacam-macam disesuaikan dengan ketahanan panas dan hasil cahaya yang dinginkan. Karena filament menghasilkan cahaya dari panas maka ia juga menjadi lemah karena panas sehingga mudah rusak. Oleh karena itu pemasangan dan pelepasan bohlam hendaknya dilakukan dengan hati-hati apalagi ketika kondisinya sedang menyala. Base, adalah dasaran untuk meletakkan bohlam pada dudukan yang sesuai dan merupakan komponen yang menghubungkan filament dengan arus listrik. Jenis dan bentuk base berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan dudukan yang disediakan pada masing-masing jenis dan merk lampu dari pabrikan tertentu.


l)        Reflektor dan Refleksi
Untuk memancarkan cahaya dari bohlam ke objek yang disinari dibutuhkan reflektor. Cahaya yang hanya berasal dari bohlam sinarnya kurang kuat dan tidak terarah pancarannya. Dengan reflektor maka pancaran cahaya yang berasal dari bohlam dapat ditingkatkan, diatur, dan diarahkan. Lampu panggung menggunakan tiga jenis reflektor yaitu; ellipsoidal, spherical, dan parabolic. Reflektor ellipsoidal berbentuk lengkungan setengah elips (lonjong) yang mengelilingi lampu sehingga mencipatkan efek pancaran tiga dimensi. Jarak masing-masing sisinya terhadap sumber cahaya tetap. Karena bentuknya tersebut cahaya yang dihasilkan oleh reflektor ellipsoidal memiliki dua focal point (tittik temu fokus cahaya). Focal point 1 berasal dari titik fokus sumber cahaya (bohlam) kemudian memantul kembali ke reflektor yang hasil refleksinya membentuk titik focal point 2 baru kemudian menyebar (Gb.206). 
 



Gb.206 Reflektor ellipsoidal


Reflektor spherical memiliki bentuk sisi yang membulat. Jenis reflektor ini memancarkan seluruh cahaya langsung dari titik focal point ke reflektor yang merefleksikannya kembali melalui focal point tersebut sebelum memencar. Jika dibuat garis lingkaran imajiner maka panjang cahaya yang ditempuh masing-masing garis cahaya adalah sama. Gambar 207 memperlihatkan refleksi cahaya melalui reflektor spherical.
 


Gb.207 Reflektor spherical
Reflektor parabolic memiliki bentuk sisi parabola. Reflektor jenis ini merefleksikan cahaya langsung dari atau melalui focal point kemudian menyebar secara paralel membentuk cahaya yang diameternya hampir sama dengan diameter reflektor (Gb.208). Dengan demikian, diameter cahaya yang dihasilkan sangat tergantung dengan diameter reflektor. Contoh lampu sehari-hari yang menggu-nakan reflektor parabolic adalah lampu senter.


Gb.208 Refleksi prabolic

Selain refleksi yang dihasilkan melalui reflektor, cahaya juga akan mengalami refleksi setelah menyentuh objek penyinaran. Refleksi cahaya yang memantul setelah mengenai objek dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu specular, diffuse, spread, dan mixed. Refleksi specular (seperti cermin) memantulkan arah cahaya tanpa mengubah besaran cahaya alami dari sumbernya (Gb.209). 
 



Gb.209 Refleksi specular

Refleksi diffuse terjadi ketika cahaya yang mengenai permukaan objek memantul dengan pendar yang merata ke segala arah (Gb.210). Contoh dari refleksi diffuse adalah ketika cahaya diarahkan ke sebuah lukisan dua dimensi.

 

Gb.210 Refleksi diffuse

Refleksi spread sama seperti refleksi diffuse tetapi persentase masing­masing garis cahaya tidak sama. Cahaya yang mengenai objek dengan intensitas lebih tinggi garis cahayanya akan memendar dan direfleksikan lebih panjang dari yang lain (Gb.211).  Contoh refleksi spread adalah ketika cahaya mengenai gumpalan aluminium foil.
 





Gb.211 Refleksi spread

Refleksi mixed, merupakan refleksi campuran dari diffuse dan specular. Beberapa garis cahaya dipendarkan secara merata ke segala penjuru arah tetapi sebagian garis cahaya dipantulkan seperti cermin (Gb.212). Contoh refleksi mixed adalah ketika cahaya menyinari gagang pintu dari logam, jam tangan emas, atau lantai kayu yang mengkilat.



Gb.212 Refleksi mixed
5.      WARNA CAHAYA


a)      Warna Spectrum
Diantara kedua cahaya matahari dan lampu pijar buatan akan terlihat putih dengan mata telanjang. Tetapi, jika anda sorotkan melalui sebuah prisma, cahaya ini akan berpencar dan terbagi dalam wara pelangi. Efek ini menunjukkan bagaimana warna putih ada di setiap warna spektrum.
Ketika cahaya mengenai obyek, obyek tersebut menyerap beberapa warna spektrum dan memantulkan kembali sebagian besar warna lain. Banyaknya warna yang tidak di serap oleh obyek tetapi dipantulkan kembali ke mata kita adalah warna yang terlihat oleh mata manusia. Misalnya, tembok putih kebanyakan memantulkan spektrum warna hitam. Sehingga mata kita (sama hal nya lensa kamera) melihat sebagai warna putih. Sementara mawar merah memantulkan banyak spektrum warna merah dan menyerap sisa warna lain dalam spektrum, dan obyek hitam menyerap hampir keseluruhan spektrum warna.

b)      Warna Natural dalam Fotografi Berwarna
Warna natural dalam fotografi tidak se konsisten yang anda fikirkan. Pada waktu yang berbeda dalam satu hari, nuansa berbeda dalam spektrum warna mendominasi cahaya natural. Misalnya, di tengah hari, warna biru dalam spektrum warna di dominasi warna biru, menghasilkan caya “sejuk”. Foto yang di ambil pada tengah hari menghasilkan gambar yang paling jernnih, paling tajam dalam cahaya yang cerah.
Dalam kontras, warna cahaya pada waktu matahari terbit dan tenggelam lebih di dominasi oleh warna merah dalam spektrum warna. Biasa disebut sebagai cahaya hangat dalam dunia fotografi, cahaya matahari terbit dan tenggelam menghasilkan gambar yang lebih hangat dengan kontras yang lebih lembut.

c)      Cahaya Buatan dalam Fotografi
Ketika fotografer menggunakan sumber pencahayaan buatan, efek cahayanya tergantung pada jenis bohlam yang digunakan. Cahaya lampu pijar yang tersebar hangat menghasilkan efek yang berbeda secara dramatis dari yang dihasilkan oleh lampu jalan yang bercahaya tajam, sebarannya sempit, dan terfokus.
Foto yang diambil dengan lampu pijar biasanya menghasilkan gambar kekuningan. Fotografer dapat mengubah pewarnaan ini dalam dua cara. Yang pertama adalah menggunakan filter biru untuk mengalahkan warna kuningnya. Jika anda memilih menggunakan kamera film daripada kamera digital, anda dapat menggunakan film tungsten yang dirancang untuk lampu studio professional. Walaupun tidak sengaja dirancang bersama lampu pijar, film tungsten dapat mengurangi tone kuning, banyak digunakan dalam fotografi dalam ruangan.
Lampu neon menyebarkan cahaya yang seringkali terlihat sebagai cahaya ke hijauan. Menggunakan filter neon atau siang hari membantu menghilangkan warna yang tidak menarik.
Lampu jalan, sama seperti lampu neon, akan menimbilkan efek warna ke hijauan. Walaupun begitu, fotografer dapat menggunakan efek ini sebagai suatu efek yang menguntungkan: dalam kegelapan, efek kehijauan ini dapat menghasilkan efek yang misterius dan berhantu.

d)     Cahaya yang Menyebar dan Cahaya Langsung dalam Fotografi
Arah cahaya dalam fotografi itu penting: angle cahaya yang berbeda menghasilkan bayangan yang berbeda, mengubah penampakan subjek anda.
Cahaya dalam fotografi dapat di sebarkan atau langsung. Cahaya langsung, seperti cahaya dari sinar matahari siang hari, mengenai subjek dari satu arah. Jika anda mencari kontras tinggi antara cahaya dan bayangan, cahaya langsung adalah pilihan yang tepat.
Sementara itu, cahaya menyebar mengenai objek dari arah yang berlainan. Lampu neon adalah salah satu contoh cahaya yang menyebar dalam fotografi. Kekurangan kontras dari penyebaran cahaya menghasilkan warna yang lembut.

e)      Kamera Digital dan Pencahayaan dalam Fotografi
Kamera digital hadir dengan setting pencahayaan yang khusus. Berikut beberapa setting yang umumnya ada di digital kamera :
- Auto : ketika anda ingin kamera anda beradaptasi terhadap perubahan cahaya
- Cloudy : untuk penggunaan outdoor dalam cuaca mendung
- Dayllight atau Sunny : untuk penggunaan outdoor dan menghadirkan cahaya matahari
- Flash : untuk memotret gambar dengan flash
- Fluorescent : untuk suasana yang di dominasi lampu Neon atau Fluorescent
- Incadescent atau Tungsten : untuk lampu bohlam atau lampu pijar
- Manual : ketika anda ingin mengatur pencahayaan setiap shot nya. Ini memerlukan kecermatan fotografer denngan memotret kan kamera ke kertas putih untuk mengubah setting cahaya secara manual.

f)       Fotografi berwarna atau Hitam Putih?
Sementara pencahayaan sangat penting untuk fotografi berwarna, lebih penting lagi untuk fotografi hitam putih atau sepia. Sementara tampaknya hal ini berlawanan dengan intuisi, kurangnya warna berarti fitur kunci dari fotografi hitam putih adalah kontras antara cahaya dan bayangan.
Aturan dasar pencahayaan dalam fotografi yang berlaku untuk foto hitam putih sama seperti foto berwarna. Misalnya, cahaya langsung menciptakan kontras yang lebih tinggi daripada cahaya menyebar. Karena kontras antara cahaya dan bayangan lebih terlihat jelas dalam fotografi berwarna, sang fotografer harus memilih cahaya langsung ketika mengatur settingannya.

g)   Cahaya adalah salah satu pertimbangan terpenting untuk fotografer. Pada dasarnya, setiap fotografer menangkap efek cahaya dari setiap obyek, misalnya di ambil dari cahaya alami atau kehangatan dari cahaya lampu pijar. Fotografer yang memahami bagaimana mata dan lensa merasakan spektrum warna dan membuat cahaya tersebut berguna dalam fotografi.



Sumber: